Industrialisasi, Keberanian Masyarakat Mengolah Bahan Mentah Agar Memiliki Nilai Tambah
Berita Baru, Mataram – Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menghadiri Gelaran Roadshow Industrialisasi NTB di Kota Mataram di Taman Sangkareang, Sabtu (29/10/2022).
Dalam sambutannya, Bang Zul mengatakan bahwa Industrialisasi bukan hal yang identik dengan perusahaan besar, tidak identik dengan pabrik-pabrik yang mengepulkan asap yang menyebabkan polusi di kota-kota.
“Industrialisasi secara konsep adalah pendalaman struktur, keberanian untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi,” jelas Bang Zul.
Gubernur juga mengajak kepada seluruh Kepala Daerah untuk sama – sama mendukung produk – produk lokal, sehingga melahirkan industrialisasi yang maju di NTB.
“Harus ada keberpihakan yang nyata, apalagi di Mataram banyak sekali cluster industri yang terpenting harus ada yang mendukung dan membeli,” tuturnya.
Sementara itu, Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menyampaikan peran Kota Mataram sebagai Ibukota Provinsi NTB jelas sangat mendukung dalam pengembangan industri jasa dan perdagangan, khususnya kuliner khas NTB.
“Hal ini untuk mengimbangi keterbatasan sumber daya mineral di wilayah Kota yang kita selaraskan dengan pengembangan sumberdaya manusia sebagai modal dasar pengembangan industri kuliner tersebut,” jelas Mohan.
“Beragam kebijakan dan event seperti Bazar UMKM ini kami hadirkan untuk memberikan ruang kreatif kepada pelaku industri kuliner di Kota Mataram khususnya agar semakin tumbuh dan berkembang, yang akan berimplikasi pada peningkatan ekonomi daerah secara keseluruhan,” ujar Mohan.
Selaras dengan hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Nuryanti, SE., ME menyampaikan bahwa event Road Show ini memang dihajatkan untuk membangun tumbuhnya ekosistem industri di NTB.
Kota Mataram, dalam posisinya sebagai ibukota Provinsi NTB, tentunya menjadi muara hilirisasi dari seluruh proses industri khususnya di sektor kuliner di NTB. Contohnya, kuliner Ayam Taliwang Vacum, dikemasnya di wilayah Mataram agar lebih bisa tahan lama, tapi bumbunya, ayamnya, telurnya tentu bisa berasal dari seluruh wilayah di NTB.
“Tentunya hal ini akan mendorong lahirnya Kampung Unggas, mendorong industri logam untuk membuat mesin penetas telur, dan para pelaku industri olahan lainnya akan berkontribusi sesuai dengan perannya masing-masing. Belum lagi, dengan beragam kuliner yang mulai tumbuh dan berkembang di lingkup Kota Mataram saat ini,” katanya. [*]