Audiensi Dengan Perdatin NTB, Ummi Rohmi: Harus Update IPTEK dan Tingkatkan Kompetensi
Berita Baru, NTB – Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah, berpesan agar Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif (Perdatin) NTB, dapat mengupdate Ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kedokteran dan meningkatkan kompetensinya.
“Karena ilmu dan teknologi kedokteran,terus berkembang setiap saat,”pesan Ummi Rohmi sapaan Wagub, saat silaturahmi dan audiensi dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif (Perdatin) NTB, di Aula Pendopo Wagub, Jum’at (21/01/2022).
Menurut Ummi Rohmi, kalau tidak terus mengupdate ilmu pengetahuan, skill dan kompetensi, maka SDM dibidang ilmu kesehatan akan tertinggal dengan perkembang Iptek dan IT yang pesat.
Baik melalui seminar, workshop, sarasehan dan media edukasi lain. Hal ini penting, mengingat dengan cara itu, maka pusat layanan kesehatan dapat memberikan kemudahan dalam penanganan kesehatan di NTB.
Ummi Rohmi menyampaikan, RSUP Provinsi NTB juga telah memiliki berbagai fasilitas kesehatan dibidang kedokteran yang canggih. Termasuk SDM dibidang kedokteran juga sudah mumpuni.
“Kita tidak perlu berobat jauh keluar daerah, karena memang fasilitas dan teknologi kedokteran kita sudah lengkap,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Perdatin NTB, Suryadi, meminta agar Wagub mendukung dan mensuport kegiatan dan program para dokter spesialis ini. “Seperti seminar melalui webinar dan kegiatan lain,” kata Suryadi.
Disampaikannya, Perdatin awalnya tergabung dengan Persatuan Dokter Ahli, namun, Juni tahun lalu telah dibentuk secara terpisah.
“Di NTB jumlah anggotanya sangat sedikit. Hanya ada 23 dokter se-NTB,” ujar dokter Suryadi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB Lalu Hamzi Fikri, mengaku Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif, masih sangat kurang di NTB. Secara keseluruhan ada 426 dokter spesialis di NTB. Sedangkan kalau Dokter Spesialis Anestesi hanya ada 23 orang se-NTB.
“Tersebar di 10 Kabupaten/Kota dan Provinsi,” kata mantan Dirut RSUP NTB ini.
Distribusi dan penyebarannya juga belum merata. Ada 2 Kabupaten yang belum memikili dokter ppesialis Anestesi, yaitu Kabupaten Dompu dan KSB.
Menurut dokter Fikri, untuk mengantisipasi hal tersebut harus ada permintaan dari daerah. Termasuk daerah harus berani menginvestasikan SDM, untuk menempuh pendidikan dokter spesialis ini.
“Termasuk kedepan kami akan distribusikan. Baik yang kontrak, P3K atau PNS. Pernah di usulkan formasinya tapi tidak ada yang ikut,” ujar Dokter Fikri.
Selain itu ia juga mengatakan RSUP harus terus maju dan berkembang. Bahkan RSUP didorong untuk menjadi RS pendidikan. Jadi yang ingin menempuh pendidikan spesialis bedah dan beberapa spesialis lainnya, dapat ikut di RSUP.
“Kami juga terus beriktiar membangun RSUP agar dapat naik kelas ke tipe A, karena segala fasilitas dan SDM sudah memenuhi. Salah satunya kita memiliki teknologi menangani ibu melahirkan tanpa rasa sakit,” tutup Kadikes NTB. (*)