Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Bakar Dilah Jojor, Tradisi Muslim Sasak di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan
Bakar Dilah Jojor, Tradisi Muslim Sasak di Bulan Ramadhan | Berita Baru | ©Ist

Bakar Dilah Jojor, Tradisi Muslim Sasak di 10 Malam Terakhir Bulan Ramadhan



BAWASLIU Lombok Tengah

Berita Baru, Lombok Tengah – Salah satu tradisi unik yang dimiliki oleh masyarakat Muslim Sasak pada malam bulan suci Ramadhan adalah tradisi Maleman.

Maleman merupakan sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Muslim Sasak dalam menyambut datangnya malam mulia yang disebutkan dalam kitab suci umat Islam sebagai malam Lailatul Qadar.

Tradisi ini dilakukan di malam ganjil setelah tiba 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Biasanya, dilakukan di malam ke 25 Ramadhan.

Selain melakukan Rowah (Dzikir dan Do’a bersama) sekaligus berbuka bersama di Mushola atau Masjid, pada malam ke 25 Ramadhan, masyarakat Muslim Sasak juga memiliki tradisi menyalakan Dilah Jojor.

Dilah Jojor sendiri merupakan lampu penerangan tradisional yang mirip obor namun lebih kecil. Dilah Jojor biasanya terbuat dari buah Jamplung atau buah Jarak yang ditumbuk dan dicampur dengan Kapas.

Setelah ditumbuk halus, kemudian di rekatkan di irisan bambu kecil sampai membentuk gumpalan, sehingga api akan tahan lama ketika Dilah Jojor dibakar.

Dilah Jojor biasanya akan dinyalakan ketika selesai Sholat Magrib dan akan ditancapkan sudut-sudut halaman rumah. Nyala dari Dilah Jojor akan membuat suasana malam terasa terang dan meriah.

Ada banyak penamaan dari tradisi ini. Ditempat lain di Lombok, tradisi membakar Dilah Jojor ini disebut Sedut Dele Jojor atau Sedut Dile Mal-mal. [*]

Source: Dari Berbagai Sumber