Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Festival Petani Milenial
Widi Arsanti Kepala Pusat Pendidikan Pertanian – BPPSDMP dalam Podcast Petani Milenial seri I, Senin (25/10).

BPPSDMP Dorong Regenerasi Petani Milenial Kreatif dan Adaptif



BAWASLIU Lombok Tengah

Berita Baru, Jakarta – Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mendorong adanya regenerasi petani di kalangan para milenial agar siap menghadapi bonus demografi dengan lebih kreatif dan inovatif.

“Kita harus betul-betul mendorong atau ada agenda khusus untuk mendorong para milenial di mana kita akan menghadapi bonus demografi,” kata Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP, Idha Widi Arsanti dalam Podcast Petani Milenal seri I ini.

Perempuan yang akrab disapa Santi itu juga menekankan bahwa petani milenial harus kreatif dan inovatif.

“Pertama, anak-anak petani itu yang belajar lebih lama dari petani sebelumnya. Yang kedua mereka adaptif terhadap teknologi, sehingga ketika mereka dihadapkan pada kondisi tertentu yang membutuhkan suatu percepatan dengan pemanfaatan teknologi apakah itu varietas baru, alat mesin pertanian, penggunaan internet of thing, mereka tidak gagap dan dengan mudah dapat mengimplementasikannya,” imbuhnya.

Karena itu, menurut Sinta, pemerintah ingin tidak hanya melakukan satu kegiatan yang sifatnya aksidental saja namun juga harus dilakukan pendampingan dan pengembangan usaha petani milenial. Hal itu karena para petani milenial itulah yang akan mengambil tonggak generasi pertanian selanjutnya.

“Dengan demikian, maka kemudian masa depan pertanian kita akan terjaga karena nanti, 10 tahun yang akan datang, 20 tahun yang akan datang, mereka akan bekerja di sektor pertanian dan mendorong peningkatan produktivitas,” ungkapnya.

Dalam hal inovasi dan kreativitas, Sinta mendorong para petani milenial untuk tidak hanya ini fokus pada satu komoditas saja.

“Milenial itu harus berani berinovasi, harus kreatif, harus melakukan diferensiasi usaha. Sebetulnya, kalau petani milenial yang inovatif dan kreatif maka dalam kondisi apapun dia bisa eksis,” tegasnya.

Sinta mencontohkan ketika harga turun kenapa tidak dibuat cabe kering, bubuk cabe, bawang putih, atau produk pertanian kemasan olahan yang lain.

“Jadi tidak hanya menghasilkan satu komoditas saja. Tapi beberapa komoditas,” jelasnya dalam diskusi yang dipandu oleh Inassabihah ini.

Lebih lanjut, Santi juga menekankan agar milenial juga melakukan diversifikasi komoditas.

“Yang tidak eksis ya tidak melakukan diversifikasi. Dan kemudian tidak melakukan berinovasi dan tidak kreatif. Tapi kalau ini milenialnya kreatif dan bisa menjangkau pasar langsung, itu mereka biasanya eksis. Saran saya, supaya bisa melakukan perencanaan dengan lebih baik dan bisa melakukan terkait riset sederhana terkait dengan kebutuhan konsumen seperti apa. Jadi perlu apa sih konsumen?” Pungkasnya.

Perlu diketahui, Podcast ini adalah hasil kerja sama antara The Asia Foundation (TAF), Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK), dan Beritabaru.co sebagai media partner.

Podcast seri I ini mengusung tema “Optimalisasi Peran Petani Milenial: Peran Pemuda dalam Melestarikan Hutan Papua”, dan ditayangkan langsung melalui kanal Youtube Beritabaru.co dan Asmat Papua Official.