Peserta SKPP Bawaslu Provinsi NTB Diharapkan Jadi Diplomat Medsos
Berita Baru, NTB – Bawaslu Provinsi NTB menyelenggarakan Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) Tingkat Menengah Tahun 2021. Berlangsung di Aruna Senggigi, sebanyak 26 peserta mengikuti kegiatan SKPP Tingkat Menengah yang berlangsung mulai dari tanggal 29 September sampai 03 Oktober 2021.
Selama kegiatan, berbagai materi diberikan guna meningkatkan kapasitas diri para peserta. Salah satunya dengan mendatangkan Komisioner KPID NTB, Darsono Yusin Sali, sebagai narasumber. Sabtu, (02/10/2021).
Pada kesempatan itu, Darsono Yusin Sali didaulat menyampaikan materi Komunikasi Massa, mulai dari pengenalan cara kerja jurnalistik, hingga jurnalisme warga, serta pengawasan partisipatif di dalam media sosial.
Menurut Yusin sapaan akrabnya, ruang publik kita harus sehat dari informasi-informasi yang tidak benar.
“Kita mengalami tsunami informasi melalui media sosial. Problemnya, tidak semua informasi tersebut sehat bagi masyarakat. Tentu saja ini mengkhawatirkan karena sebagai besar pola laku dan tindakan masyarakat kita dibentuk melalui informasi yang beredar tersebut. Kita belum bisa naik kelas menjadi pembaca kritis,” paparnya.
Saat ini, perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak terhadap berbagai perubahan dalam hidup manusia. Pola interaksi sosial juga turut dipengaruhi oleh media sosial. Hanya saja perkembangan media sosial bergerak tidak hanya sebagai instrumen kebebasan yang digunakan dalam menyampaikan pendapat. Melainkan bergerak ke arah yang lebih mengerikan.
Untuk itu, Darsono Yusin Sali berharap para peserta SKPP menjadi diplomat medsos yang mampu mengisi ruang publik dengan postingan positif.
“Teman-teman harus jadi diplomat medsos. Isi ruang publik tersebut dengan hal-hal positif. Ada banyak ruang kosong yang tidak mampu diisi oleh media mainstream, maka teman-teman harus ambil bagian untuk mengisi kekosongan tersebut,” jelasnya.
Terlebih lagi pada momentum Pilkada. Diplomat-diplomat medsos ini harus berfungsi dan bergerak mengkampanyekan anti politik uang dan ikut mengawasi jalannya proses politik tersebut melalui media sosial.
“Saat ini medsos sudah menjadi panggung utama Pilkada. Pengalaman Pilkada tahun lalu, medsos lebih meriah saat kontestasi berlangsung. Proses politik jadi lebih terbuka, meski demikian konflik Pilkada di medsos tidak bisa dihindari. Disinilah teman-teman harus hadir,” ungkap Yusin.
Sementara itu, Rendi Wahyudi, peserta SKPP Tingkat Menengah Bawaslu Provinsi NTB 2021 menyampaikan bahwa dirinya merasa beruntung telah terpilih sebagai salah satu peserta SKPP dari sekian banyak pemuda di NTB.
“Banyak ilmu yang kami dapatkan di SKPP Tingkat Menengah Bawaslu Provinsi NTB ini. Semoga kita semua bisa menjadi bagian dari kemajuan terwujudnya demokrasi yang jujur adil dan bersih,” harapnya.
Selain itu, Rendi tidak lupa mengajak generasi milenial NTB untuk ikut serta mengambil peran, membangun diskusi serta ruang-ruang positif, baik di lingkungannya sendiri maupun di sosial media masing-masing guna mewujudkan penyelenggaraan pemilu serta demokrasi yang bermartabat. (Red*)