TEACH Pokja PUG KLHK Dorong Program Ramah Disabilitas
Berita Baru, Jakarta – Program Training for Ecogender Activating Hub (TEACH) yang diselenggarakan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (Pokja PUG) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merupakan program yang ramah dan memberikan kesempatan yang luas bagi penyandang disabilitas.
Hal itu diungkapkan Peserta Terbaik TEACH Kurniawansyah Effendi pada Podcast Publikasi dan Diseminasi Praktek Baik, Perempuan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan yang merupakan hasil kerjasama antara Pokja PUG KLHK, Beritabaru.co dan The Asia Foundation, Senin (17/1).
“Sebenarnya gender itu tidak hanya sebatas perempuan dan laki-laki, termasuk juga yang rentan (yaitu) termasuk penyandang disabilitas,” tutur Wawan.
Menurut Wawan, TEACH merupakan program Biro Perencanaan KLHK untuk lebih menggemakan dan lebih menggelorakan pengarusutamaan gender sampai ke tingkat tapak
“Tingkat tapak itu karena di KLHK itu hanya UPT-UPT, lebih dari 300 UPT yang ada di KLHK. Sehingga untuk memperbincangkan pengarusutamaan gender itu tidak cukup hanya di Jakarta saja,” katanya.
Wawan menjelaskan, dirinya selaku penyandang disabilitas sejak lahir sangat bersyukur karena hingga saat ini dirinya diberikan kesempatan yang sama di dalam lingkungan pekerjaannya di KLHK.
“Patut saya syukuri saya dilahirkan seperti ini dan alhamdulillah sampai sekarang tidak ada masalah karena di KLHK sendiri tidak ada perbedaan antara yang cacat dan yang normal,” kata Wawan.
“Bahkan saya sendiri malah lebih terpacu untuk bisa memberikan yang terbaik dan mengalahkan yang normal-normal itu,” imbuhnya.
Menurut Wawan, prestasi yang ia capai hingga saat ini juga tidak lepas dari peran keluarga yang menyayangi dan terus memberikan support penuh kepada dirinya sejak kecil.
Lebih lanjut, Wawan mengatakan bahwa pada awalnya dirinya tidak fokus pada bidang kehutanan, namun setelah selesai menamatkan sekolah menengah dirinya mempunyai kesempatan untuk kuliah di kehutanan, yang kemudian membuat dirinya mencintai isu-isu kehutanan.
“Setelah satu tahun saya jalani ternyata kehutanan ini sangat menarik, saya bisa berinteraksi lebih jauh dan bisa berbuat banyak terhadap lingkungan. Akhirnya hingga saat ini saya sangat mencintai kehutanan,” tutur Wawan.