Sambut Hari Guru, Dinas Pendidikan Lombok Tengah dan WIMNUS Gelar Seminar Nasional Pendidikan
Berita Baru, Lombok Tengah – Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Lombok Tengah menginisiasi pelaksanaan seminar nasional pendidikan pada Rabu (09/11) dengan menggandeng motivator muda No.1 Indonesia Syafii Efendi sebagai narasumber.
Seminar pendidikan dalam rangka menyambut hari guru nasional pada tanggal 25 November mendatang tersebut mengusung tema ‘How to be Great Teacher, Tidak Cukup Sekedar Jadi Guru Biasa’.
Inisiasi seminar tersebut bertujuan untuk menambah motivasi, inspirasi, dan edukasi guna memperbanyak bekal pengetahuan bagi para guru sehingga dapat beradaptasi dengan pola pikir, tidak gagap teknologi, serta dapat mengikuti arus perkembangan zaman.
Agenda kerja sama antara Wimnus Lombok Tengah bersama Dinas pendidikan dan PGRI Lombok Tengah ini mengarahkan semua guru untuk ikut berpartisipasi. Meski bersifat tidak wajib, namun acara bergengsi tersebut mendapat respon positif dan peserta sangat antusias mengikuti seminar.
Dipastikan, lebih dari ribuan guru berbondong-bondong mendaftar jadi peserta seminar bergengsi tersebut. Sampai-sampai daya tampung aula kantor PGRI Lombok Tengah yang mana menjadi lokasi seminar mengalami overcapacity atau melebihi kapasitas sehingga panitia harus membagi acara tersebut menjadi 2 sesi setiap pelaksanannya.
“Kami takjub, ini di luar prediksi, tidak disangka semangat guru-guru kita sangat tinggi untuk terus belajar,” ujar H. Amir, selaku Ketua PGRI Lombok Tengah.
Setuju dengan itu, Ketua WIMNUS Lombok Tengah Muhammad Najib Daud Muhsin, membenarkan begitu banyak guru yang bersemangat untuk mendaftar dan mengikuti seminar nasional pendidikan yang diselenggarakan ini. “Alhamdulillah semua bisa terlaksana,” paparnya singkat.
Dalam kesempatan itu, Syafii Efendi pembicara yang menyandang gelar Rektor termuda 2020 menyampaikan, hal paling dasar yang perlu dikembangkan dalam menyikapi beragam persoalan dan tantangan manusia yang semakin kompleks saat ini yakni dengan terus meninggikan rasa optimisme dalam diri, tetap konsisten menjadi guru yang baik karna pada dasarnya guru itu bermakna digugu dan ditiru.
Belajar dan mengajar tanpa pamrih, dan terus mengembangkan potensi diri demi masa depan generasi yang akan datang.
“Kita harus hadir sebagai role model diruang masing-masing, memimpin pola pikir terbuka dengan hati nurani ke arah yang benar sesuai ke-Indonesiaan kita, ditengah gelombang arus globalisasi yang tidak terarah,” katanya.
Efendi berpesan, jangan lagi terjebak dan menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak produktif atau tidak berkompeten. Disibukkan dengan konflik sosial pada pola-pola perpecahan, saling bermusuhan, menjatuhkan, ataupun saling menjudge satu sama lain. Mari tumbuhkan rasa persatuan, gotong royong, tenggang rasa, dan saling mendukung disemua lini kehidupan demi kemajuan bersama.
“Jangan hanya terpaku menuntut hak, hak akan kita dapatkan secara otomatis setelah kita lakukan kewajiban, kalau kita tidak bisa jadi bagian dari kontribusi, setidaknya kita bukan bagian dari pencaci maki,” pungkasnya. [*]