Adakah Keutamaan Meninggal Dunia di Bulan Ramadhan ?
Berita Baru, Kolom – Bulan Ramadhan begitu istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Karena pada bulan ini begitu banyak keberkahan dan kemuliaan yang diberikan oleh Allah SWT.
Keutamaan menjalankan ibadah di bulan ini begitu banyak, sehingga kita akan rugi jika tidak melaksanakannya. Beberapa dalil tentang keutamaan bulan Ramadhan sebagai berikut:
Dilipatgandakan Pahala Kebaikan
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللََّنَا أَجْزِى بِهِ
Artinya:
Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. (H.R. Muslim)
Waktu Dikabulkannya Do’a
Keutamaan bulan Ramadan ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda:
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
Artinya:
Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan doa maka pasti dikabulkan. (H.R. Al Bazaar)
Bulan Penuh Ampunan
Rasulullah SAW bersabda:
عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ ، وَالجُمُعَةُ إِلَى الجُمُعَةِ ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ ، مُكَفِّراتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الكَبَائِرُ
Artinya:
Dari salat (ke salat) yang lima waktu, dari jumat ke Jumat, dari Ramadan ke Ramadan, semua itu dapat menghapuskan (dosa-dosa) di antara waktu tersebut, jika menjauhi dosa-dosa besar. (H.R. Muslim)
Lalu, bagaimana dengan orang yang meninggal tepat pada bulan ramadhan? apakah ada keistimewaan bagi orang-orang tersebut?
Dilansir dari Detik.com, Mubaligh kenamaan Indonesia yaitu Ustad Adi Hidayat menjelaskan tentang hal tersebut, ia mengutip sebuah ayat:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
Artinya:
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun. (Qs. Al-A’raf ayat 34.)
Berdasarkan ayat tersebut menurut Ustaz Adi Hidayat, saat ajalnya tiba, dia tidak bisa memilih, mau maju atau mau lambat.
“Apakah Anda bisa katakan, ‘Ya Allah kalau bisa tunda sedikit hingga Ramadan tiba?’ Ajal bukan seperti pernikahan yang bisa Anda rencanakan, ajal kapan pun bisa tiba, satu menit sebelum Ramadan, mungkin Anda bisa meninggal,” tuturnya.
“Poinnya adalah, jika Anda ingin meninggal dalam kebaikan, maka tingkatkanlah amal saleh, maka kapan pun Anda meninggal, maka Anda akan diwafatkan dalam keadaan khusunul khatimah,” lanjutnya.
Lebih lanjut ustad Adi mengutip Al-Quraan Surah Al-Fajr ayat 27-30:
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ
Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Qs. Al-Fajr ayat 27-30)
Berdasarkan ayat tersebut, lanjut Ustaz Adi, bagaimana kita bisa dipanggil sebagai jiwa tenang, Anda harus sering mendekatkan diri kepada Allah SWT dalam meningkatkan amal saleh.
“Jadi Ramadan, jika ada yang wafat di dalammnya, belum tentu jadi tanda kebaikan wafatnya, kecuali jika dia wafat dalam keadaan saleh,” ungkapnya.
Jadi kematian merupakan sebuah takdir tuhan, kita tidak bisa mengatur kapan kematian itu tiba di hadapan kita.
Tugas kita adalah selalu berupaya untuk melakukan kebaikan dan kebermanfaatan di muka bumi ini. Sehingga pada waktunya nanti kita mendapatkan ridha Allah SWT di akhirat kelak, Aamiin. [*]