Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Alumni Santri Ciganjur Imbau Jangan Ada Pihak yang Benturkan PMII dan HMI Dalam Dinamika Muktamar NU
Daud A. Gerung, Ketua Bidang Polhukam PB PMII | *

Alumni Santri Ciganjur Imbau Jangan Ada Pihak yang Benturkan PMII dan HMI Dalam Dinamika Muktamar NU



BAWASLIU Lombok Tengah

Berita Baru, Jakarta – Sejak ditetapkannya waktu pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke 34, nampak dinamikanya langsung mewarnai pemberitaan media massa.

Sejauh ini, ada dua tokoh NU yang muncul digadang-gadang bertarung merebut kursi ketua umum ormas islam terbesar di Indonesia itu. Yakni KH. Said Aqil Siraj yang saat ini menjabat sebagai ketua umum dua periode. Kemudian KH. Yahya Cholil Staquf yang saat ini menjabat sebagai Khatib Aam PBNU.

Sejumlah pengurus NU di level daerah pun sudah mulai menyatakan sikap dukungan pada muktamar. Hal ini sah-sah saja, karena menyangkut pilihan masing-masing.

Namun dalam dinamika ini ada hal yang dianggap tidak sehat dan sangat disayangkan. Yakni mengaitkan antara PMII dan HMI. Beberpa pembertiaan di media massa terkesan membenturkan antara dua OKP tersebut pada Muktamar NU.

Alumni Santri Ciganjur, Daud A Gerung, mengaku prihatin dengan adanya issu PMII vs HMI dalam dinamika muktamar.

Kenapa Muktamar NU mesti dikaitkan dengan PMII dan HMI. Padahal, PMII dan HMI hanyalah organisasi mahasiswa yang konsen pada kaderiasi. Tidak ada kaitan dengan Muktamar NU.

“NU kan bukan PMII atau OKP lain di Indonesia. Meski secara kultur PMII iya NU, tapi dalam hal politik muktmar, PMII tidak ada kaitan apapun,” jelas Daud yang juga aktif sebagai Ketua Bidang Polhukam PB PMII.

Daud meminta kepada semua pihak, agar dalam Muktamar NU tidak membenturkan antara PMII dan HMI. “Jangan dibentur-benturkan. Kami yang di struktur hari ini kan baik-baik saja,” ungkapnya.

Dia menilai bahwa calon Ketua Umum PBNU yang muncul saat ini adalah tokoh yang kemampuannya sama-sama tidak diragukan. KH. Said Aqil Siraj maupun KH. Yahya Cholil Staquf merupakan orang tua bagi kader muda NU.

“Yai Said atau Yai Yahya beliau berdua orng tua kami. Beliau teladan bagi kami. Siapa saja yang terpilih kami tentunya akan selalu sami’na wa atho’na,” tutupnya. (*)